Contoh 'Relevansi Nilai-Nilai Moral Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji'
INI COVER GURINDAM DUA BELAS KELOMPOK GUE. MANA PUNYA LO?
Semoga bermanfaat buat kalian :) :) :)
Semoga bermanfaat buat kalian :) :) :)
RELEVANSI
NILAI-NILAI MORAL DALAM GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI BAGI MASYARAKAT
MODERN
Artikel
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
oleh :
Annistia Mustika
Noor Firda, Asyifa Shamara, Ismatul Maula
Fadhil Randika
Caesario, Hibatullah Hauzan Hanif
PEMERINTAH
KABUPATEN TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMA NEGERI 1 SLAWI
Jl. K.H. Wahid
Hasyim 1 KotakPos 6 Telepon (0283) 491164 Slawi 52415
Tahun 2014
PRAKATA
Tiada kata terindah,
selain puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT penulis panjatkan atas segala
limpahan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya. Terimakasih pula penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan artikel yang
berjudul “Relevansi Nilai-Nilai Moral
Gurindam
Dua Belas
karya Raja Ali Haji
bagi masyarakat modern”. Penulis menyadari banyak tantangan yang menimbulkan
kesulitan dalam menyelesaikan artikel
ini. Namun, berkat rahmat-Nya, akhirnya artikel ini dapat selesai untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Artikel
ini memuat tentang relevansi nilai-nilai moral Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji khususnya Pasal 6 dan 7 bagi masyarakat
modern. Walaupun artikel ini kurang sempurna dan
memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Dengan adanya artikel kami, diharapkan dapat menambah wawasan tentang Gurindam Dua Belas karya Raja
Ali Haji. Kami meminta maaf yang sebesar – besarnya atas
kekurangan yang telah kami perbuat. Kami juga tidak menutup kemungkinan untuk
menerima saran maupun kritik dari para pembaca.
Tegal,
November 2014
Penulis
Relevansi
Nilai-nilai Moral dalam Gurindam Dua Belas
Karya Raja Ali
Haji bagi Masyarakat Modern
oleh :
Annistia Mustika
Noor Firda, Asyifa Shamara, Ismatul Maula
Fadhil Randika
Caesario, Hibatullah Hauzan Hanif
A.
Pendahuluan
Salah
satu sisi negatif dari masyarakat modern sekarang mulai lunturnya kebudayaan
leluhur. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat sekarang yang tidak tahu
pentingnya nilai-nilai moral yang terkandung dalam Gurindam Dua Belas. Padahal
kebudayaan masyarakat dulu memiliki banyak makna yang baik bagi kehidupan.
Berikut
latar permasalahan dibuatnya artikel ini :
1. Apa nilai moral yang terkandung dalam
Gurindam Dua Belas khususnya Pasal 6 dan 7?
2. Apakah masih ada relevansi nilai dari
Gurindam Dua Belas khususnya Pasal 6 dan 7 bagi masyarakat modern saat ini?
B. Pembahasan
1. Pengertian Nilai Moral dan Masyarakat
Modern
Moral (bahasa latin Moralitas)
adalah istilah manusia menyebut
ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang
berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika.
Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral
yang buruk/jelek.
Masyarakat
modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat
modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama. Karena mengalami
perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi
sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan
itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup
tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2.
Gurindam
Dua Belas kaya Raja Ali Haji
Raja Ali Haji bin Raja
Haji Ahmad atau cukup dikenal dengan nama Raja Ali Haji, lahir pada tahun 1808
di Pulau Penyengat, dan meninggal pada thn 1873 di Pulau Penyengat, Kepulauan
Riau. Dia adalah ulama, sejarawan dan
pujangga abad 19 dari tanah Melayu. Dia terkenal sebagai pencatat pertama
dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa, yaitu buku yang menjadi standart bahasa Melayu. Ia merupakan
keturunan kedua dari Raja Haji Fisabilillah (cucu Raja Haji Fisabilillah) Yang
Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Riau-Lingga.
Mahakaryanya yaitu Gurindam Dua Belas (1847),
menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan
Bahasa, yaitu Kamus Loghat
Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama, merupakan kamus ekabahasa
pertama di Nusantara.
Ia juga menulis Syair
Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul
Muluk. Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu.
Buku berjudul
"Tuhfat al-Nafis" Bingkisan Berharga tentang sejarah Melayu. Walaupun dari segi sejarah sangat lemah karena tidak
mencantumkan sumber dan tahunnnya, namun dapat dibilang menggambarkan
peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak
berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan
yaitu Raja Ahmad, kemudian Raja Ali Haji meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya.
Dalam bidang
ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fiIntizam (hukum
dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.
Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.
Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.
Dia bergelar Engku Haji Tua, setelah melakukan ziarah ke Makkah
Raja Haji Fisabilillah
adalah keturunan keluarga kerajaan Riau abad ke-18. Bundanya bernama Encik
Hamidah binti Malik yaitu saudara sepupu dari ayahnya.
Karya-karya Raja Ali Haji yang terkenal :
Puisi : Gurindam Dua Belas (1847)
Buku : Tuhfat al-Nafis/Bingkisan Berharga (1860)
Buku : Silsilah Melayu dan Bugis (1865)
Karya-karya lain :
a.
Bustan
al-Kathibin (1857)
b.
Intizam
Waza’if al-Malik (1857)
c.
Thamarat
al-Mahammah (1857)
Sebagian sumber lain
menyatakan bahwa Raja Ali Haji wafat pada tahun 1872 di Pulau Penyengat
Kepulauan Riau, tetapi diperdebatkan setelah bukti-bukti yang tersebar muncul
diantaranya, bukti yang terkenal adalah surat yang ditulis oleh Raja Ali Haji
pada 1872 untuk Herman Von De Wall, seorang ahli kebudayaan Belanda, yang
kemudian Beliau meninggal pada tahun 1873.
Berikut Gurindam Dua Belas
Pasal 6 dan 7
1.
Pasal
Keenam Gurindam Dua Belas
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari
olehmu akan isteri
Yang
boleh menyerahkan diri
Cahari
olehmu akan kawan
Pilih
segala orang yang setiawan
Cahari
olehmu akan abdi
Yang
ada baik sedikit budi
2.
Pasal Ketujuh Gurindam Dua Belas
Apabila
banyak berkata-kata
Di
situlah jalan masuk dusta
Apabila
banyak berlebih-lebihan suka
Itu
tanda hampirkan duka
Apabila
kita kurang siasat
Itulah
tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila
anak tidak dilatih
Jika
besar bapanya letih
Apabila
banyak mencacat orang
Itulah
tandanya dirinya kurang
Apabila
orang yang banyak tidur
Sia-sia
sajalah umur
Apabila
mendengar akan kabar
Menerimanya
itu hendaklah sabar
Apabila
mendengar akan aduan
Membicarakannya
itu hendaklah cemburuan
Apabila
perkataan yang lemah lembut
Lekaslah
segera orang mengikut
Apabila
perkataan yang amat kasar
Lekaslah
orang sekalian gusar
Apabila
pekerjaan yang amat besar
Tidak
boleh orang berbuat onar
3.
Menganalisis Nilai Moral yang terkandung
dalam Gurindam Dua Belas Pasal 6 dan 7
a.
Pasal
Keenam Gurindam Dua Belas
Pada Pasal 6 Gurindam Dua Belas mempunyai makna
tentang pergaulan, yang menyarankan
untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat
mengajarkan mana yang baik dan buruk. Berikut lebih rincinya ;
·
Cahari
olehmu akan sahabat
Yang boleh
dijadikan obat
“sahabat yang setia dan dapat
membantu kita”
·
Cahari
olehmu akan guru
Yang
boleh tahukan tiap seteru
“carilah
guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk”
·
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
”istri
yang patut diambil adalah istri yang berbakti”
·
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
“carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah”
·
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
“pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang
berbudi.
b.
Pasal Ketujuh Gurindam Dua Belas
Pada Pasal 7 Gurindam Dua Belas berisi nasihat agar orang tua
membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik
mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. Berikut
lebih rincinya :
·
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
“orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta”
·
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
“terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang
mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan”
·
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
“setiap
pekerjaan harus ada persiapannya”
·
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
“Anak
yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh
dewasa akan membangkan orang tua”
·
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tandanya dirinya kurang
“jangan
suka menghina orang lain”
·
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
“pergunakan lah waktu sebaik-baiknya”
·
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
“jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan
maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada”
·
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
“jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain”
·
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segera orang mengikut
“perkataan
yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar”
·
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
“perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada
didekatnya resah”
·
Apabila pekerjaan yang amat besar
Tidak boleh orang berbuat onar
“orang
yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan)”
4.
Relevansi Nilai-nilai Moral dalam
Gurindam Dua Belas khususnnya Pasal 6 dan 7
C. Penutup
Nasihat yang
terkandung di dalam Gurindam Dua Belas Pasal
6 secara umum
masih digunakan sampai saat ini yaitu tentang
pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang
baik dan buruk. Dan nasihat yang terkandung di dalam
Gurindam Dua Belas
Pasal
7 juga secara umum
masih digunakan sampai saat ini yaitu berisi
nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak
kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot
sendiri.
Melihat nasihat yang terkandung dari Pasal 6 dan 7 memberikan dampak positif untuk kehidupan
pribadi dan masyarakat. Penulis menyarankan agar pembaca tetap membudayakan
perilaku dan nilai yang terkandung dalam pasal tersebut.
Daftar
Pustaka
Contoh:
1.
Shamara,
Asyifa. 2014. Tegal : Gurindam 12. penerbit
4:13 PM
younscientist.blogspot.com
4:12 PM
www.academia.edu
Comments
Post a Comment